Sejarah! China Gelar Tinju Robot Humanoid Pertama di Dunia

Admin

31/05/2025

3
Min Read

On This Post

Kabar menggemparkan datang dari dunia robotika! China sukses mencetak sejarah dengan terselenggaranya Kompetisi Robot Dunia China Media Group (CMG) – Seri Pertarungan Mecha. Ajang prestisius ini resmi dibuka di Hangzhou, Provinsi Zhejiang, Tiongkok Timur, pada hari Minggu, 25 Mei 2025.

Inilah turnamen pertarungan robot humanoid pertama di jagat raya, sebuah arena yang menyajikan aksi mendebarkan dari robot-robot canggih. Mereka bertarung dengan semangat seorang petinju profesional, disiarkan secara langsung untuk memamerkan keunggulan teknologi robotika yang dimiliki China.

Kompetisi ini jauh melampaui sekadar ajang adu kekuatan robot. Ia merupakan panggung bersejarah yang menandai perpaduan mendalam antara kecerdasan buatan (AI) dengan dunia olahraga tarung. Berdasarkan laporan dari CMG, seluruh robot tempur humanoid yang berpartisipasi memanfaatkan teknologi yang sepenuhnya dikembangkan di dalam negeri.

Salah satu primadona dalam kompetisi ini adalah Unitree G1, robot humanoid andalan dari Unitree Robotics. Dengan tinggi mencapai 1,32 meter dan berat 35 kg, Unitree G1 dibekali dengan daya komputasi mutakhir serta kelincahan super yang memukau.

Dalam turnamen yang sangat dinantikan ini, robot-robot humanoid memamerkan kebolehan mereka dengan serangkaian gerakan tempur yang memukau. Mulai dari pukulan lurus yang akurat, pukulan kait yang mematikan, tendangan samping yang cepat, hingga tendangan berputar di udara yang menakjubkan. Hebatnya lagi, mereka bahkan mampu bangkit kembali setelah terjatuh ke lantai!

Empat tim operator manusia memegang kendali atas robot-robot canggih ini dalam pertandingan tinju bergaya turnamen, menciptakan sebuah kolaborasi epik antara kecerdasan manusia dan kekuatan mesin.

"Robot-robot ini bertarung dengan tingkat kolaborasi yang sangat tinggi. Mereka menunjukkan kemampuan yang luar biasa, mulai dari melancarkan pukulan hingga tendangan, dengan gerakan yang sangat halus dan presisi," ungkap Chen Xiyun dari tim pemasaran Unitree Robotics kepada Global Times.

Selain pertarungan sengit satu lawan satu, terdapat pula sesi pameran khusus di mana robot-robot tersebut mendemonstrasikan keterampilan tempur mereka dalam formasi kelompok. Unitree G1, contohnya, dirancang secara khusus untuk beroperasi secara efektif di lingkungan ekstrem dengan tingkat fleksibilitas dan kelincahan yang tinggi, menjadikannya bintang utama di arena pertarungan.

Bukan Sekadar Tinju

Menurut pandangan para ahli, pertarungan robot ini tidak hanya sekadar menyajikan aksi yang seru dan menghibur, tetapi juga berfungsi sebagai ujian tekanan tinggi. Tujuannya adalah menguji ketahanan struktur, akurasi kontrol gerakan, dan kemampuan pengambilan keputusan yang dimiliki oleh sistem AI.

"Kompetisi ini mendorong kemajuan inovasi di berbagai bidang, termasuk persepsi, kontrol, dan eksekusi teknologi," jelas Tian Feng, mantan dekan Institut Penelitian Industri Intelijen SenseTime, kepada Global Times.

Beliau menambahkan bahwa para operator dituntut untuk dapat menyesuaikan taktik robot secara cepat dan tepat dalam waktu nyata, yang memerlukan kemampuan adaptasi dan pembelajaran yang mumpuni.

Robot-robot ini juga harus melalui serangkaian uji coba ketat sebelum diizinkan untuk bertanding, guna memastikan keseimbangan, mobilitas, dan ketepatan gerakan yang optimal. Tujuan utamanya? Mengembangkan robot yang lebih ringan, lebih cerdas, dan siap untuk diintegrasikan ke dalam kehidupan sehari-hari.

Acara spektakuler ini hanyalah sebuah permulaan. Pada bulan Desember mendatang, sebuah turnamen serupa akan kembali digelar di Shenzhen, Guangdong, oleh perusahaan robotika EngineAI. Tujuan utamanya adalah untuk memamerkan berbagai terobosan mutakhir di bidang AI dan robotika melalui serangkaian pertarungan yang tidak hanya kompetitif, tetapi juga memukau secara visual.

Tian Feng meyakini bahwa industri olahraga pertarungan robot akan mengalami ledakan pertumbuhan yang signifikan, didorong oleh perusahaan-perusahaan inovatif seperti Unitree, AgiBot, EngineAI, dan Booster Robotics, yang terus berupaya mengembangkan robot humanoid generasi berikutnya.

Mulai dari memecahkan teka-teki Rubik's Cube yang rumit, membantu dalam berbagai prosedur medis yang kompleks, hingga berlari maraton dengan kecepatan tinggi, robot humanoid kebanggaan Negeri Panda ini kini memasuki arena tinju. Menurut Institut Elektronik China, pasar robot humanoid di negara tersebut diproyeksikan akan mencapai angka fantastis, yaitu 870 miliar yuan (sekitar Rp 1.700 triliun) pada tahun 2030. Sungguh menakjubkan!